_*BONDING OH.... BONDING*
_*BONDING OH.... BONDING*
*_Oleh : Kiki Barkiah_*
_Sebuah cuplikan Buku Satu Atap Lima Madrasah_
Nikmatilah masa-masa di mana saat anak-anak masih mencari orangtuanya. Jangan sampai nanti orangtua menyesal karena kelak orangtua yang merengek mencari anaknya.
Nikmatilah saat-saat mereka terlihat merindukan dan membutuhkan orangtuanya. Waktu tersebut tidak akan lama, sebentar lagi mereka akan tumbuh menjadi pemuda dan pemudi yang memiliki masa depan sendiri.
Banyak para orangtua yang berharap memutar waktu memperbaiki hubungan dan komunikasi dengan anak-anak mereka. Karena anak-anak telah memiliki dunianya sendiri. Dunia yang sulit ditembus oleh nasihat-nasihat ringan bahkan debat yang berujung kemarahan.
Ya.... Seorang ayah yang sudah tua pernah bertemu dengan saya dan bercerita. Betapa ia ingin mengulang waktu memperbaiki masa lalu. Saat di mana ia terlalu sibuk dengan dunia pekerjaannya. Saat dia tidak ingin diganggu oleh tek tek bengek urusan anak-anaknya. Ia ingin kembali ke masa lalu. Membayar utang masa lalu yang tak sempat terbayar. Setelah kini ia merasakan rasa sakit kehilangan anak-anaknya. Lisannya tak mampu lagi memiliki pengaruh untuk mengarahkan kebaikan bagi anak-anaknya. Ia merasa raganya ada, tetapi tak bermakna apapun bagi anak-anaknya.
Saya tidak ingin seperti itu.... Biarlah kini saya merasa repot untuk menemani kegiatan mereka. Biarlah saya merasa repot membawa mereka di sela aktivitas saya. Biarlah saya menikmati kerewelan mereka saat mereka merindukan saya dan ingin selalu bersama.
Hari ini kami sudah memiliki anak yang beranjak pada usia pemuda. Seorang pemuda yang Alhamdulillah masih bersedia mendengar nasihat-nasihat kami. Seorang pemuda yang alhamdullilah masih mau bercerita tentang apapun yang dialaminya. Seorang pemuda yang masih mau mendengar pertimbangan-pertimbangan kami dalam mengambil langkah menuju masa depannya. Kami masih memiliki kekuasaan penuh untuk mengarahkan pendidikan yang terbaik baginya. Seorang pemuda yang sesekali merindukan berbagi perasaan dan pandangannya. Seorang pemuda yang merasa rindu kehadiran kami untuk berbagi kisah karena kini ia harus menuntut ilmu di pesantren. Seorang pemuda yang sesekali bertindak di luar keinginannya karena tidak ingin mengecewakan harapan orangtuanya.
Ya pemuda ini adalah bocah yang dulu dipangku dalam bahu ayahnya saat ia mendapat bintang poin prestasi di rumah. Pemuda ini adalah bocah yang dulu tidak pernah melewatkan hari tanpa membaca buku dan murajaah hafalan bersama orangtuanya setiap harinya. Pemuda ini adalah bocah yang dulu sering sekali bermain ke taman bersama kami sekeluarga. Berlatih sepeda, sepatu roda, dan renang bersama ayahnya. Kemping di lautan, bermain di pantai dan hiking keluarga.
Ya. Kenangan-kenangan indah bersama menjadi penghias kerinduan saat kini ia terpisah karena harus menuntut ilmu. Semoga kelak kenangan inilah yang menjadi investasi berharga agar lisan kami senantiasa menjadi lisan yang didengar dan dipertimbangkan dalam memilih keputusan dalam hidup mereka.
Betapa bonding yang kuat hari ini dengan anak-anak adalah investasi yang begitu berharga di masa depan mereka. Saat mereka benar-benar harus mendengar nasihat dan arahan kita. Waktu tak akan pernah kembali....
Waktu tak akan pernah kembali.