🍃 *WANITA PERTAMA YG MASUK SURGA🌹*
🍃 *WANITA PERTAMA YG MASUK SURGA🌹*
Suatu ketika, Sydah Fatimah bertanya kpd Rosulullah. Siapakah wanita yg kelak pertama kali masuk surga..?
Rosulullah menjwb : _*” Dia adalah seorg wanita yg bernama Muti’ah”.*_
Siti Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya, spt yg dibayangkannya. Mengapa justru org lain, pdhal dia adalah putri Rosulullah sendiri..?
Maka timbullah keinginan fatimah utk mngetahui siapakan gerangan wanita itu..? Dan apakah yg tlh di perbuatnya hingga dia mendpt kehormatan yg begitu tinggi..?
Stlh minta izin kpd suaminya, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, Sayyidah Siti Fatimah brgkt mencari rmh kediaman Muti’ah. Putranya yg msh kecil yg brnama Sayyina Hasan diajak ikut serta.
Ketika tiba di rmh Muti’ah, Siti Fatimah mengetuk pintu seraya mmberi salam,
“Assalamu’alaikum…!”
_"Wa’alaikumussalaam! Siapa di luar..?”_ terdengar jwban yg lemah lembut dr dlm rmh.
Suaranya cerah & merdu.
“Saya Fatimah, Putri Rosulullah,” sahut Fatimah kembali.
_“Alhamdulillah, alangkah bahagia saya hari ini Sayyidah Fatimah, putri Rosululah, sudi berkunjung ke gubug saya,”_ terdengar kembali jwban dr dlm.
_"Suara itu..?"_ terdengar ceria & semakin mendekat ke pintu.
_"Sendirian, Sayyidah Fatimah..?”_ tanya seorg wanita sebaya dg Sydh Fatimah, Yaitu Muti’ah seraya membukakan pintu.
“Aku ditemani Sayyiina Hasan,” jawab Fatimah.
_"Aduh maaf ya,”_ kata Muti’ah, suaranya terdengar menyesal. _" Saya blm menpt izin dr suami saya utk menerima tamu lak2-.”_
“Tapi Syd Hasan kan masih kecil?” jelas Fatimah.
_“Meskipun kecil, Sayyidina Hasan adalah seorg laki2. Besok saja Anda dtg lg ya..? saya akan minta izin dulu kpd suami saya,”_ kata Mutiah dg menyesal.
Sambil mnggelengkan kepala , Siti Fatimah pamit & kembali plg. Besoknya, Sydh Fatimah dtg lg ke rmh Muti’ah, kali ini ditemani oleh Sydina Hasan & Husain. Bertiga mrk mendtgi rmh Muti’ah.
Stlh mmberi salam & dijwb gembira, msh dr dlm rmh Muti’ah bertanya :
_“Anda msh ditemani oleh Sayyidina Hasan, Fatimah.? Suami saya sdh memberi izin.”_
"-aku ditemani Hasan dan Husain" jawab Siti Fatimah
_“Ha..? Knp kemarin tak bilang..? Yg dpt izin cuma Sayidina Hasan, & Sayd Husain
Terpaksa saya tak bs menerimanya jg, “_ dg perasaan menyesal, Muti’ah kai ini jg menolak.
Hari itu Fatimah gagal lg utk bertemu dg Muti’ah & keesokan harinya Siti Fatimah kembali lg, mrk disambut baik oleh wanita itu dirumahnya.
Keadaan rmh Mutiah sgt sederhana, tak ada satupun perabot mewah yg menghiasi rmh itu. Namun, semuanya teratur rapi. Tmpt tidur yg terbuat dg kasar jg terlihat bersih, alasnya yg putih, & baru dicuci. Bau dlm ruangan itu harum & sgt segar, mmbuat org betah tinggal di rmh. Siti Fatimah sgt kagum melihat suasana yg sgt mnyenangkan itu, sehngga Sayyudina Hasan & Husain yg biasanya tak begitu betah berada di rmíh org, kali ini nampak asyik bermain2.
_"Maaf ya, saya tak bs menemani siti Fatimah duduk dg tenang, sebab saya hrs menyiapkan makan buat suami saya,”_ kata Mutiah sambil mondar mandir dr dapur ke ruang tamu.
Mendekati tengah hari , masakan itu sdh siap semuanya, kemudian ditaruh di atas nampan. Mutiah mengambil cambuk, yg jg ditaruh di atas nampan.
“Suamimu bekerja dimana..?” Tanya Fatimah
_“Di ladang,”_ jawab Muti’ah.
“Pengembala..?” Tanya Fatimah lagi.
_"Bukan. Bercocok tanam.”_
“Tp, mengapa kau bawakan cambuk..?”
_"Oh, itu..?”_ sahut Mutiah dg tersenyum.
_"Cambuk itu kusediakan uk keperluan lain._
Maksudnya... ?" tanya fatimah
_"Maksudnya begini, kl suami saya sdg makan, lalu kutanyakan apakah maskan saya cocok atau tidk..? Kl dia mngatakan cocok, maka tak akan trjd apa2. Tp jk dia bilang tak cocok, cambuk itu akan saya berikan kpdnya, agar punggung saya dicambuknya, sebab berarti saya tdk bisa melayani suami & mnyenangkan hatinya.”_
“Apakah itu kehendak suamimu..?” Tanya Fatimah keheranan.
_"Oh, bukan..! Suami saya adalah seorg penuh kasih sayang. Ini semua adalah kehendakku sendiri agar aku jangan sampe mnjd istri yg durhaka kpd suami.”_
Mndengar penjelasan itu, Sayyidah Fatimah mnggelengkan kepala.
Kemudian ia meminta diri, pamit pulang.
“Pantas kl Muti’ah kelak mnjd seorg wanita pertama yg masuk surga,” kata Siti Fatimah dlm hati, di tengah perjalannya plg, “Dia sgt berbakti kpd suami dg tulus...
Prilaku kesetiaan semacam itu bukanlah lambang perbudakan wanita oleh kaum lelaki, Tp merupakan cermin bagi *citra ketulusan & pengorbanan kaum wanita* yg hrs dihargai dg prilaku yg sama.”
tak hanya itu, saat itu masih ada benda kipas & kain kecil.
“Buat apa benda ini Muthi’ah..?” Siti Muthi’ah tersenyam malu.
Namun stlh didesak iapun bercerita... _“Engkau tahu Fatimah, suamiku seorg pekerja keras memeras keringat dr hari ke hari._
_Aku sgt sayang & hormat kpdnya. Begitu kulihat ia plg kerja, cepat2 kusambut kedtgannya._
_Kubuka bajunya, kulap tubuhnya dg kain kecil ini hingga kering keringatnya._
_ia-pun berbaring ditmpt tidur melepas lelah, lalu aku kipasi beliau hingga lelahnya hilang atau tertidur pulas”_
Sungguh mulia Siti Muthi’ah, wanita yg taat kpd suaminya. maka tdk lah salah jk dia wanita pertama yg masuk surga..
*Adakah wanita masa kini spt muti'ah.?*